Pak Ahmad—salah satu staff di divisi tempat saya magang—bercerita soal
keikhlasan dan kaitannya dengan kesehatan manusia. Setau saya, beliau memang
dikenal bisa dan biasa mengobati orang dengan cara memijat dan membimbing “pasiennya”
untuk mengingat Tuhan, berdoa menyebut nama Allah dan berusaha ikhlas dan
pasrah akan segala sesuatu yang dihadapi. Usut punya usut, banyak teman-teman
karyawan yang mengakui bahwa metode tersebut terbukti manjur dan dapat mengurangi
bahkan menghilangkan rasa sakit yang mereka dirasakan.
Menurut beliau, kunci untuk sehat itu mudah, mengingat Tuhan, memohon ampun,
berpikir positif, berprasangka baik, dan memperbaiki tali silaturahmi dengan
sesama manusia, terutama orang-orang terdekat kita. Beliau bercerita, pernah
suatu ketika beliau bertemu dengan seorang ibu yang mengeluhkan penyakitnya
yang tak kunjung sembuh walaupun telah berobat berkali-kali. Saat itu, beliau
hanya memberi satu anjuran kepada ibu tersebut, “Coba ibu meminta maaf kepada
suami”. Si ibu membela diri dan berkata bahwa dirinya sudah sering meminta maaf
kepada suaminya. Lalu beliau menjawab, “coba kali ini, meminta maaflah dengan
hati”.
Jadi, menurut beliau, meminta maaf dengan hati itu bukan sekedar lisan kita
berkali-kali mengucap kata maaf atau sorry
atau mian hae atau afwan atau apapun itu bahasanya.
Melainkan satu buah permintaan maaf yang “Hey,
I really mean it”; sungguh-sungguh
dan diikuti rasa ikhlas. Kata beliau lagi, kalau bisa setelah minta maaf, kita
minta orang tersebut membacakan surat Al-Fatihah untuk kita (mungkin ini sebagai
bentuk keikhlasan memaafkan dari orang yang kita mintai maaf).
Masih menurut cerita beliau, setelah si ibu tersebut meminta maaf dengan
sungguh-sungguh kepada suaminya, penyakitnya membaik. I know maybe some of you think this is irrasional or sounds like a fairy
tale, but the point is, look at the positive side, cleaning your heart is
really a good start of everything. Menjauhkan diri dari penyakit hati itu
awal yang baik dan mungkin bagi orang-orang yang sudah lebih tinggi level
pemahamannya, hal ini bisa mendatangkan kebaikan-kebaikan lain salah satunya ya
kesembuhan itu deh.
After he said that, then I asked, “Gimana kalo kita udah benar-benar minta maaf tapi
orang ga mau memaafkan kita Pak?”
Beliau menjawab, tugas kita adalah meminta maaf dan memberi maaf dengan
tulus, jika orang tidak mau memberikan maaf, itu sudah bukan urusan kita lagi.
Bagian terpentingnya, kita sudah melaksanakan niat baik untuk meminta maaf dan mencoba
memperbaiki tali silaturahim.
For me, it’s a good point, if someone
has sincerely begged for your pardon, I think there is no reason for us not to
forgive, since we, ourselves, are also stained with sin. If I may add, yang
terpenting (dan yang tersulit), jangan justru yang tidak diberi maaf malah jadi
kesel karena ga dimaafin dan akhirnya dengki plus benci satu sama lain. Maybe, this part is one of the hardest
part of cleaning your heart and being ikhlas.
No comments:
Post a Comment