Monday 21 April 2014

Me & My Fruitful Day


This is a story about what happened in my life on April 10, 2014. Di hari itu, hari Kamis tanggal 10, saya pagi-pagi sudah mandi dan bersiap untuk berangkat ke Dispora Bandar Lampung untuk mengikuti proses seleksi salah satu program yang diadakan oleh Kemenpora. I’m not gonna tell you deeper about what the program is about, I’m just gonna write my experience during that selection program. It’s gonna be a super long post, so don’t say I didn’t warn you from the beginning J

Awal mulanya, sebelum tanggal 10, saya sudah daftar untuk mengikuti  program ini dan melengkapi semua persyaratan berkas yang diminta, dari mulai formulir, essay, sampai SKCK  (perjuangan juga lho ternyata bikin SKCK; kantor kelurahan – rumah Pak RT – kantor kelurahan lagi – baru ke kantor polisi). Setelah lengkap semua berkasnya, saya berangkat ke Dispora dan mendaftar pada tanggal 7. Saat menyerahkan berkas,  saya ada di urutan ke 36 dan itu sudah hari terakhir. Waktu itu yang langsung kepikiran di otak saya, ‘wah berarti saingannya ga banyak-banyak banget nih, alhamdulillaah’.

Sehari kemudian (08/04), pengumuman peserta yang lolos seleksi berkas diumumkan. Saya sih ga merasa dag-dig-dug di tahap ini, karena toh yang diseleksi hanya berkasnya dan saya merasa berkas saya sudah lengkap. Ternyata benar, nama saya ada di list yang lolos ke tahap selanjutnya (beserta nama sebagian besar peserta lainnya yang berkasnya juga lengkap *yaiyalah*). Karena nama saya Annisa dan ada diurutan atas karena disusun berdasar abjad, saya ga liat-liat lagi nama-nama peserta lainnya yang ada di bawah-bawah saya. Saya sibuk latihan main cetik (alat musik tradisional Lampung) dan bingung mau pake baju apa waktu tes tertulis dan wawancara di tanggal 10.

Ternyata, salah satu teman kuliah saya ada yang daftar juga, saya baru ngeh setelah dia chat via LINE dan dia-lah sebenarnya orang yang mengabari kalo saya lolos ke tahap selanjutnya sebelum saya akhirnya cek sendiri di website. Akhirnya kami janjian ketemuan di tanggal 10 nanti. Sebetulnya ga perlu janjian juga pasti ketemu sih, hehehe.

Tanggal 10, jam 7.20 saya berangkat sendiri naik motor sambil bawa-bawa cetik yang lumayan gede dimasukin ke tas kain. Sampai disana, seperti biasa orang Indonesia ngaret dan belum mulai acaranya (padahal seharusnya jam 7.30 mulai). Saya disuruh ambil nomor peserta dan menunggu dulu, udah mirip sama yang ikutan audisi Indonesian Idol gitu deh. Acara baru mulai sekitar jam 9 atau setengah 10. Saat dimulai, semua peserta dikumpulin di Aula di lantai 2 yang ga terlalu besar dibandingin jumlah pesertanya. Terbukti dengan dimasukkannya kursi-kursi tambahan untuk peserta yang dateng belakangan dan ga dapet kursi. Setelah saya liat-liat, kok perasaan pesertanya banyak juga yah, sampe kursinya perlu ditambah. Ternyata oh ternyata, jumlah pesertanya total ada 68 orang yang lolos sampai ke tahap hari itu. Pantesyan cyiiin...

Acara pembukaannya? Yah gitu-gitu aja seperti pada umumnya. Sambutan-sambutan dan doa bersama. Setelah itu, pesertanya dibagi jadi dua. Peserta dengan nomor 1 – 34 tetap tinggal di ruangan dan langsung mengikuti ujian tertulis, sedangkan peserta nomor 35 sampai terakhir dipersilakan menunggu dulu di luar. Karena saya dapet nomor peserta 33, jadi saya ikut ujian yang gelombang pertama ini, haha. Mulai deh insekyur dan deg-degan begitu duduknya mulai diatur kayak ujian dan dibagiin lembar soal & jawaban. Akhirnya saya menenangkan diri dengan cara mengingat-ingat model soal seperti apa yang bakal keluar berdasarkan cerita di blog orang-orang yang sudah pernah mengikuti tes beginian. Rata-rata mereka bilang tesnya yang jelas seputar bahasa inggris dan pengetahuan umum tentang budaya. Tapi........ begitu soal selesai dibagikan dan peserta dipersilakan bertanya, salah satu peserta ada yang tanya “apakah ada sistem minus kalau salah?” dan panitia pun menjawab “tidak ada sistem minus, soalnya ESSAY”. Wakwaaw!

Suasana waktu Tes Tertulis
(I was the one who wear yellow veil on the Photo)

Soal Essay 15 butir pertanyaan dengan waktu 45 menit, dan saya ga pake jam tangan. Perfecto. Akhirnya mulailah saya bergerilya dan melupakan segala kaidah keindahan dan estetika dalam menulis, ‘bodo amat ga peduli tulisannya jelek yang penting kejawab semua’ batin saya waktu itu. Soal pertama udah luar biasa. Inti pertanyaannya, apa makna ‘religion & faith’ bagi kamu. Duh, ini sih pertanyaannya ala-ala Puteri Indonesia; ga susah, tapi harus mikir dulu biar jawabannya ‘dapet’ dan ‘ngena’. Pertanyaan yang lainnya juga ga kalah ajaib. Berikut beberapa pertanyaan lain yang menurut saya menarik dan masih keingetan sampe sekarang.

-    Bagaimana kalau teman sekamar Anda lesbian selama mengikuti program
-    Apakah Anda bersedia membayar sejumlah uang untuk mendapatkan sesuatu yang Anda inginkan.
-    Setujukah Anda dengan prinsip “high responsibility, high incentive”
-    Lagu Indonesia saat ini banyak lirik bahasa Inggrisnya, bagaimana pendapat Anda.
-    Bagaimana menurut Anda jalan keluar untuk masalah kabut asap di Riau (yoi dong ditanyain model begini juga).
-    Apakah menurut Anda KPK sudah bekerja secara optimal (pertanyaan ala ala pengamat politik pun ga ketinggalan).

Singkat cerita, saya akhirnya berhasil menjawab semua butir pertanyaan walaupun waktunya udah mepet-mepet mau abis dan dengan tulisan yang ga karuan. Saya pun menunggu diluar selama ujian gelombang kedua berlangsung untuk peserta nomor 35 sampai 68. Sekitar jam 11, saya dan 33 orang peserta gelombang pertama disuruh naik lagi ke atas karena tes tertulisnya sudah selesai. Selama satu jam sampai jam 12, kegiatan di Aula intinya cuma ice breaker dan MC tanya-tanya ke peserta seputar motivasi, tujuan, dan sebagainya. Akhirnya jam 12, peserta dipersilakan untuk istirahat dan diminta kembali ke ruangan pukul 1 karena katanya pengumuman tertulis akan diumumkan jam segitu. Selama istirahat, saya pergi ke KFC sama temen yang tadi itu lho, trus ngadem di mobilnya, solat dzuhur, ngadem lagi, alhamdulillah yah.

Jam 1 pesertanya pada balik ke aula (disini udah mulai berasa pegel  bolak-balik naik turun tangga plus sambil bawa bawa tas isinya cetik bambu). Kirain bakal langsung diumumin begitu semua peserta lengkap. Tak taunya saudara-saudara, inilah awal dari penantian panjang yang absurd. Awalnya per baris disuruh bikin yel-yel dan perform bergiliran plus dipilih siapa pemenangnya. Setelah itu, MC mulai lagi tanya-tanya lagi ke peserta seputar program, kenapa mau ikut program ini, yang diketahui seputar program itu, dan pertanyaan-pertanyaan sejenis. Saya sempet jawab pertanyaan seputar pengetahuan akan program yang diminati. Habis itu MC-nya lanjut ngiterin peserta lain dan ditanya-tanya lagi. Sampai pada akhirnya ada peserta yang maju untuk sharing kenapa dia mau ikut program dan apa yang dia punya, DAN DIA TERNYATA BISA HIP-NO-TIS sodara-sodara! Teman seperjuangan saya ini bernama Danu. Alhasil, karena Danu mau mendemonstrasikan kepiawaiannya menghipnosis orang, acara seleksi ini pun berubah menjadi mirip YKS dan Suka Suka Uya. Sungguh absurd tapi kocak.

Suasana waktu nyayi bareng lagu Korea

Setelah cukup lama Danu menghipnosis (hasilnya not bad, Danu punya bakat, go Danu! Ahaha), acara menjadi lebih absurd lagi saat teman lain yang bernama Iqbal maju dan berniat menunjukkan kepiawaiannya nyanyi lagu Korea. Saya yang awalnya berasa ikut audisi Idol habis dikasih nomor peserta, sekarang jadi berasa ikut audisi Indonesia Mencari Bakat, hahaha. Bernyanyilah si Iqbal lagunya 2NE1 yang judulnya “Lonely”. I’m not a Korean Freak, tapi urusan lagu-lagu korea yang ngetop gini bisa lah dikit-dikit di bagian reff, jadilah kami semua nyanyi lagu “Lonely” walaupun nyanyinya ga lonely karena rame-rame, sambil berdiri pula, seru deh pokoknya. Sampe jam tiga, pengumumannya beloman juga pemirsah. Padahal kami para pesertanya udah nonton hipnotis, nyanyi korea, bikin yel-yel, nonton video kegiatan program, segala macem deh. Kakak MC-nya juga udah cape kali yah ngomong mulu. Akhirnya kami dibubarkan lagi untuk istirahat solat Ashar sampai jam 4. Cape deh.

Jam 4 sore. Aula Dispora. Kami pun duduk lagi untuk yang kesekian kalinya (setelah diminta ngerombak susunan bangku dan meja terlebih dahulu), dan kali ini bukan sulap bukan sihir, bukan hipnotis, bukan lagu korea, tapi kali ini ada lagi salah satu peserta yang mau maju kedepan dan menghibur teman-teman lainnya dengan melakukan Stand Up Comedy, yuhuuuu. Udah makin absurd saja ini acara seleksi, I definitely come not only to do the selection process, but also to entertain myself. Kali ini yang maju namanya Ave (dan diakhir cerita dialah yang akhirnya terpilih lho sebagai peserta laki-laki yang dikirim ke Korea, selamat Ave!). Setelah Ave selesai, baru deh akhirnya pengumuman dilakukan, siapa yang lanjut ke tahap selanjutnya dan siapa yang gugur. Udah macem Indonesian Idol yang kepotong iklan dulu kalo mau ngumumin yang tereliminasi, ini juga pake preambule kesana kemari dulu biar para pesertanya makin deg-deg serrr. Tapi akhirnya diumumin juga. Dari total 65 yang hadir hari itu (3 orang ga hadir), dikerucutkan lagi jadi 38. Awal mulanya peserta cowok dulu yang diumumin, baru habis itu ceweknya. Saya sendiri ga nyangka kalo nomor saya diumumin di urutan ke tiga waktu pengumuman peserta cewek yang lolos. Lanjut lagi deh ke sesi wawancara dan unjuk bakat. Sesi ini baru dimulai jam setengah 7 malem. Jadi saya makan dulu deh ke luar nebeng sama temen saya yang tadi (dia juga lolos ke tahap selanjutnya), solat magrib, baru balik lagi ke Aula.

And it took a loooong process, jadi ceritanya, peserta bakal diwawancara di 4 pos; pos kepemimpinan, pos bahasa inggris, pos kepribadian, dan pos wawasan seputar program dan pengetahuan umum. Selain itu, peserta juga diharuskan untuk unjuk bakat, ditanya tanya bisa nari ga, bisa nari ga, bisa jadi MC ga, bisa bela diri ga, bisa teater ga, bisa seni rupa ga, bisa main musik ga  dan sebagainya. Karena harus giliran dan pesertanya lumayan banyak plus ngaret lagi mulainya, jadi ya yang belum dipanggil harus sabar-sabar menunggu. Sebagian ada yang menunggu sambil sakit maag karena belum makan dan mungkin juga nervous. Pokoknya benar-benar perjuangan yang tak terlupakan ahaha. Oh iya, setelah magrib saya langsung nelpon mama minta dijemput dan bawa orang untuk ngambil motor, karena udah dikasih tau sama kakak panitia bahwa acara kemungkinan selesai jam 1 malam. Dan bener aja dooong, acara akhirnya selesai jam 12 malam. Untung udah siap sedia payung sebelum hujan, hehe.

Pada akhirnya, jam 12 malam itu semua peserta dipulangkan karena sudah terlalu malam, pengumuman siapa yang lolos tidak diumumkan langsung melainkan via website keesokan harinya, dan tahap panel discussion yang seharusnya diadakan untuk peserta yang lolos tahap wawancara, ditiadakan dan digabung saat regional training (tahap setelahnya).

Bagaimana dengan saya? Alhamdulillah belum terpilih :) Mentok di tahap wawancara dan unjuk bakat. Tapi bagi saya, ini benar-benar suatu pengalaman yang menyenangkan dan banyak ilmunya. Saya yang awalnya meremehkan dan menganggap enteng saingan-saingan lainnya, menjadi sadar bahwa hal tersebut tidak sebaiknya dilakukan dan ternyata saingan saya adalah pemuda-pemudi hebat kebanggaan daerah Lampung. Ada yang sudah keliling lebih dari 5 negara, ada yang sudah jadi dosen muda padahal usianya baru 23 tahun, ada yang penyiar radio, presenter acara berita televisi, penari, dan masih banyak lagi. Acara ini menyadarkan saya bahwa saya bukan satu-satunya pemuda yang ada di masa transisi dari minta uang ke orang tua menjadi belajar cari uang sendiri, tanggung jawab akan dirinya sendiri, dan kadang galau akan masa depan. Mereka menjadi pemicu bagi saya untuk tidak berdiam diri dan lakukan dulu apa yang kita bisa walaupun kadang kita dihinggapi rasa ragu, masa depan seperti apa yang ingin kita raih. Just like what Steve Job said on the first picture in this post.


1 comment:

Anonymous said...

untunglah ya, 'program yang dirahasiakan' itu ada di spanduk. wkwk :)

tp itu parah banget nisaa sampai pukul 12 malam :""

tetap semangat ya mbak ichaaa! (y) <3