Monday 31 January 2011

Kamu. Kami. Kita.


Hai,

Ini dini hari dan aku belum juga merasakan kantuk. Inilah efek samping yang paling malas aku temui selepas kita menghadapi ujian, ujian tengah semester pun ujian akhir.

Karena mata ini belum mau terpejam, iseng-iseng aku membuka salah satu situs social networking di pagi buta begini, agak gila memang, dan tebak apa yang aku temui? Beberapa puluh foto yang baru saja selesai kau unggah beberapa jam yang lalu. Foto-foto yang menggambarkan kebahagiaan yang semburatnya nampak jelas terpancar dari senyummu dan juga teman-temanmu serta kekasihmu di dalam foto-foto itu.

Kamu punya hidup yang nyaris sempurna, tidakkah kamu sadar? Orang tuamu kaya raya, orang tua kekasihmu pun kaya raya, parasmu ayu bahkan mungkin paling ayu dari seluruh kami yang kamu sebut teman, hubungan percintaanmu langgeng dan aku yakin kekasihmu punya rasa cinta kasih yang teramat besar untuk dirimu, keluargamu sempurna, dengan ayah, ibu dan saudara-saudara kandungmu yang jelas sangat mencintaimu.

Lantas mengapa keluhan begitu sering menyambangi dirimu dan memaksa bibir tipismu yang indah itu untuk melontarkannya?
Tidakkah kamu seharusnya puas dengan apa yang telah jadi milikmu sekarang? Mungkin diluar sana, banyak gadis yang iri dengan semua benda yang menambah  kehampirsempurnaanmu. Lantas mengapa dirimu terkesan menutup diri dengan kami? Kami tidak bermaksud sombong, tidak juga bermaksud menganggapmu sombong. Kita hanya sama-sama terlalu bingung untuk memulai.

Kemarilah, berbaurlah dengan kami, sisihkanlah beberapa jam dalam hidupmu untuk sekedar mengobrol atau menikmati makan siang bersama kami. Kamu tidak perlu mengeluh bahwa kami tidak pernah mengajakmu turut serta dalam segala kegiatan kami, sekali lagi, kami hanya bingung untuk memulai.

Terakhir, berhentilah mengeluh akan suatu hal yang kami benci. Yang kami tahu bahwa kamu sebenarnya lebih baik daripada kami dalam hal itu. Sehingga, sebenarnya, kamu tidak memerlukan segala keluh kesah itu. Sekali lagi aku ingatkan padamu, hidupmu itu nyaris sempurna.

Sekian surat dariku, maaf bila aku terkesan menghakimimu, semoga di hari esok tidak ada lagi kami dan kamu, namun hanya kita.


Bye.



#30harimenulissuratcinta #day18

No comments: